Rabu, 03 April 2013

Melatih Motorik Halus

Anak-anak usia prasekolah harus dikenalkan dengan kegiatan motorik halus di samping kegiatan motorik kasarnya hal ini dikarenakan kegiatan motorik halus adalah sebuah awalan pematangan dalam hal menulis dan menggambar. Anak-anak butuh sebuah persiapan yang matang sebelum bersekolah sehingga dia akan mampu menguasai gerakan-gerakan yang akan dilakukan nantinya pada saat dia bersekolah. Persiapan dan alat-alatnya pun sangat mudah didapatkan di sekitar kita bahkan itu adalah sesuatu yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah pembelajaran buat si anak.Adapun aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan adalah :

SENAM TANGAN

Kegiatan membuka dan menutup tangan secara berulang-ulang disertai dengan nyanyian adalah sesuatu yang sangat disenangi oleh si anak dan ini adalah sebuah pemanasan awal buat anak sebelum dia melakukan aktivitas menulisnya. Cara ini digunakan untuk melenturkan otot-otot tangan agar si anak mudah melakukan gerakan-gerakan yang lebih rumit.

MENGGUNTING KERTAS

Kegiatan ini sangat baik sekali karena melatih otot-otot tangan, usahakan posisi dalam memegang gunting tepat karena kegiatan memegang dan menggerakkan gunting sama halnya dengan menulis, maka jikalau salah maka akan berpengaruh dengan cara anak menulis.

MENEMPEL

Menempel adalah kegiatan yang melibatkan visual, imajinasi dan motorik halus anak. Cobalah dengan gambar yang lebih sederhana seperti gambar sebuah mobil kemudian anak di suruh menempel pada bidang kertas yang kosong. Setelah anak mulai terbiasa dengan hal ini maka naiklah tingkat kesulitan tempelan dengan cara orangtua membuat gambar kemudian dan si anak menempel pada kertas yang sebelumnya sudah diberikan pola yang sama dengan gambar yang akan di tempel.

MERONCE

Untuk kegiatan meronce bahan yang digunakan pun lebih murah dan bervariasi. Contohnya saja sedotan yang banyak sekali kita temui di toko – toko ataupun warung-warung. Sedotan dipotong kecil-kecil kemudian potongan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah benang maka terbentuklah sebuah kalung bertahtakan plastik ataupun gelang dan cincin. Bahan tidak mesti dengan sedotan, kertas origami pun bisa yaitu dengan cara kertas origami digunting bulat-bulat kemudian tengahnya diberi bolongan (memakai pembolong kertas) lalu dimasukkan ke dalam benang atau lidi. Kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap konsentrasi anak dan juga cara anak memegang benang/lidi untuk dimasukkan ke dalam sedotan atau kertas sama dengan ketika anak memegang pensil untuk menulis.

MENYAMBUNG TITIK – TITIK

Kegiatan menyambung titik-titik ini mengajarkan kepada anak untuk melatih kekuatan tangan, ketelitian, konsentrasi dan kesabaran, untuk anak yang masih belajar maka jangan terlalu memaksakan untuk mendapatkan hsil yang baik tapi teruslah berikan dia latihan dan semangat agar dia bisa menyelesaikan dengan baik.

MELIPAT KERTAS

Melipat kertas dengan menggunakan kertas origami adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi anak karena bisa dibuat apa saja, mulailah dengan kegiatan melipat yang sederhana seperti melipat bentuk segitiga, segiempat kemudian ke bentuk yang agak sulit. Yang dilatih dari kegiatan melipat kertas ini adalah bagaimana anak menekan lipatan-lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-otot telapak dan jari tangan anak.

PLASTISIN

Plastisin sering dipakai dalam kegiatan mengasah keterampilan motorik dan kreatifitas karena bahannya yang lunak dan liat serta berwarna warni sangatlah cocok untuk anak. Selain mudah dibentuk, tekstur plastisin yang khas memberi stimulasi tersendiri terhadap saraf – saraf di ujung jemari si kecil. Buatlah yang sederhana contohnya bola, mie, dll. Plastisin juga sangat bagus untuk terapi bagi anak yang mengalami permasalahan temperamen keras karena lenturnya bahan ini sehingga anak harus ekstra hati-hati agar bentuk yang di inginkan sesuai dengan keinginan. Bagi orangtua dan pengajar dukunglah anak /murid dengan sebaik-baiknya karena dukungan positif akan memberikan respon yang baik bagi si anak dan akan lebih mempercepat penyerapan dalam proses belajar.


Sumber : http://alia97.wordpress.com/category/pendidikan/melatih-motorik-halus-anak

Tips Mendidik Anak Hiperaktif

Menjadi orangtua yang memiliki anak hiperaktif pasti merupakan salah satu tugas yang sangat sulit. Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda terapkan dalam usaha menghadapi anak hiperaktif.

Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik.

Jangan menghukumnya karena perilaku hiperaktif bukanlah kesalahan anak Anda.

Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau bodoh, karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya.
Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orangtua harus menentukan terapi yang terbaik bagi anak.

Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak hiperaktif melebihi saudara lainnya. Alasannya, seberapa banyak kasih sayang yang ditumpahkan pada anak hiperaktif, tidak akan pernah bisa penuh.
Dalam mengajari anak Anda yang hiperaktif, jangan bosan untuk terus menerus mengulang hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.

Di depan anak Anda tersebut, katakanlah pada orang lain kalau dia adalah anak yang baik, dan jangan mengomentari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukannya.

Secara konstan/terus menerus waspadalah terhadap segala tindakannya yang mungkin dapat membahayakan dirinya atau orang lain.

Perbanyak komunikasi dengan anak Anda. Jika pada anak normal kita cenderung berkomunikasi pada saat-saat tertentu, pada anak hiperaktif kita harus berkomunikasi “setiap satu menit sekali”.

Salah satu hal tersulit dalam mengatasi anak hiperaktif adalah ketika sedang berada di meja makan dan kita meminta dia makan sendiri. Mungkin dia malah akan memainkan makanannya atau berlari- lari mengelilingi meja makan. Jangan marahi dia! Yang harus Anda lakukan adalah Anda harus menyuapi mereka dengan sabar.

Demikian bebarapa tips yang diharapkan dapat membantu Anda. Menghadapi Anda hiperaktif mungkin tidak semudah teori yang kita baca, tapi dengan kesabaran dan didasarkan rasa kasih kita kepada sang anak, kita pasti bisa melakukannya.


Sumber : http://alia97.wordpress.com/category/pendidikan/tips-n-trik/tips-mendidik-anak-hiperaktif/

Merangsang Kecerdasan Anak Melalui Bermain

Usia 0 sampai 6 tahun merupakan masa kritis bagi anak untuk mengoptimalkan perkembangan emosi dan intelektualnya. Di rentang usia ini, si kecil mengembangkan sekitar 75% kapasitas otaknya.

Bernard Devlin peneliti dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat, berpendapat bahwa peran genetik terhadap optimalisasi otak hanyalah 48%. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Bermain, diakui para ahli, sebagai salah satu stimulasi dari lingkungan yang dapat membantu memaksimalkan perkembangan otak anak. Melalui bermain, Si Kecil bisa mengoptimalkan semua kemampuannya. Tentu saja orangtua punya peran penting dalam memilihkan kegiatan bermain yang tepat, sesuai tahap perkembangan anak.

“Anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik dan hal ini sangat mendukung prestasi akademiknya di sekolah,” kata Jack Kern, profesor kinesiologi dari University of Arkansas, Amerika Serikat.

Berbagai penelitian membuktikan, bermain merupakan stimulasi efektif dalam menunjang tumbuh kembang optimal anak. Dua orang psikolog, Jerome Bruner dan Brian Sutton-Smith, yang meneliti perkembangan kognitif manusia mengatakan, bermain menghasilkan atmosfer santai, sehingga anak dengan mudah belajar berbagai cara untuk mengatasi masalah yang ditemuinya ketika bermain. Menurut keduanya, pada saat bermainlah anak sering terlibat dalam proses pemecahan masalah.

Sementara itu D.G. Singer & J. Singer, peneliti senior dan profesor di bidang psikologi perkembangan dari Amerika Serikat, dalam buku mereka The House of Make Believe, mengatakan anak prasekolah yang banyak melewatkan waktu bermain sosiodrama,umumnya lebih menonjol dalam kompetensi dan perkembangan intelektualnya. Anak-anak tersebut juga mendapatkan nilai lebih tinggi pada tes yang mengukur imajinasi dan kreativitas.

Berbagai penelitian lain juga mendukung bahwa bermain membuat anak belajar kekuatan dan batas-batas kemampuan dirinya. Si Kecil jadi lebih mampu menyiasati realitas melalui permainan pura-pura. Kemampuan abstraksi anak pun kian terasah karena ia mengenal berbagai konsep, seperti besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong.

Bermain juga membuat anak mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi (mulai mengamati, mengurut, membedakan, membuat ramalan, membandingkan,sampai menarik kesimpulan), serta menentukan hubungan sebab-akibat. Kemampuan intelektual yang anak peroleh melalui kegiatan menyenangkan ini, dapat menjadi bekal yang sangat berguna untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupannya kelak.

Sumber :http://alia97.wordpress.com/2010/11/15/mengajak-bicara-bayi/

Mengajak Bicara Bayi

1. Jangan Gunakan Kata Ganti
Bayi kecil masih sulit memahami “aku”, “saya”, “kamu”, atau “dia”. Itu bisa berarti ayah, ibu, atau nenek, atau bahkan dirinya sendiri, tergantung dari siapa yang mengajaknya berbicara.

Jadi, sebut diri Anda sebagai “Ibu”, “Mama”, atau “Bunda”, tergantung sebutan yang Anda pakai untuk membahasakan diri Anda kepada si bayi. Begitupun sebutan “Ayah”, “Kakek”, “Nenek”, dan lainnya. Anda dan orang lain pun harus menyebut atau memanggil si bayi dengan namanya.

2. Ajukan Banyak Pertanyaan
Penelitian menunjukkan, anak yang orangtuanya banyak berbicara “dengan” mereka dan bukan “kepada” mereka, akan belajar bicara lebih dini. Jadi, beri kesempatan si bayi untuk mengeluarkan suara, apapun jenis suaranya. Salah satunya dengan mengajukan pertanyaan.

Pertanyaannya bisa macam-macam dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Diamkan sebentar setelah Anda mengajukan satu pertanyaan. Tunggu bagaimana reaksinya yang ditunjukkan dengan mengeluarkan berbagai suara. Kala ia merespon, balas kembali. Jikapun ia tak memberi respon, Anda tak usah kecewa. Ajukan saja pertanyaan yang lain.


3. Gunakan Bahasa/Kata Sederhana
Anda boleh menggunakan bahasa bayi seperti “pus” untuk kucing atau “guk guk” untuk anjing, dan lainnya. Yang penting, nantinya Anda menggunakan kata yang sebenarnya. Bahasa bayi, menurut Adi Tagor, tetap bahasa. Hanya artikulasinya lebih sederhana. “Word atau kata bayi tak harus sempurna. Asal ia bisa mengidentifikasikan pada satu benda,” terangnya.

Jadi, jangan paksa si bayi mengucapkan kata yang sulit. Kata “mama” dan “papa”, misalnya, lebih mudah bagi bayi ketimbang “ibu” dan “ayah”. Baik dari segi linguistik maupun fungsi susunannya.

Berbicaralah lebih lambat dan jelas dengan lagu/intonasi yang menyenangkan. Sehingga, si bayi mendapat kesempatan untuk menangkap kata-kata itu dan memahaminya. “Karena semua panca indera baru mengenal, kita beri dosis pelan-pelan. Bicaralah lembut dan jangan bertengkar di depan bayi. Paling cepat usia 2 minggu bayi sudah punya keinginan berkomunikasi. Reaksinya ketawa, dia menangkap dan mencoba meniru, lalu mengoceh. Malah usia sebulan ia sudah bisa mengoceh,” papar Adi Tagor.

4. Beri Rasa Tenang
Bayi memiliki bahasa suara instinctual. Artinya, secara naluri ia bisa tahu suara-suara kasih sayang atau bukan. Umumnya ini berhubungan dengan keras-lembutnya suara. Karena itu, jangan bicara pada bayi dengan mengolok atau mengejek, marah, dan kasar. Tapi berilah pujian dengan tulus.

“Kemampuan instinctual sudah ada pada usia 1,5 – 2 bulan. Lewat kedekatan, misalnya dalam gendongan ibu dan lewat suara-suara,” terang Adi Tagor. Perasaan ketenangan yang diperoleh saat ini memberi sumbangan pada kemahiran berbahasa atau kemampuan berbahasa yang tumbuh pesat setelah usia setahun.

5. Gunakan Musik Atau Menyanyi
Jangan khawatir bila suara Anda sumbang. Bayi tak akan peduli. Ia akan senang dengan apa pun yang Anda nyanyikan atau musik yang Anda perdengarkan. Umumnya lagu anak-anak bisa diterima oleh bayi. Sambil menyanyi, sertai pula dengan gerakan-gerakan tangan sehingga lebih memberinya makna.

Sering-seringlah mengulangi lagu atau pantun anak setiap hari kendati Anda sudah bosan. Selain si bayi memang suka pengulangan, juga akan membantu proses belajarnya. Ia akan terangsang untuk menirukan meski artinya belum ia mengerti. Pengulangan juga akan membantu bayi mengenali suara-suara khusus. “Mengenal orang lewat timbre atau warna suara, artikulasi, lagu-lagu, intonasi, juga bisa membuat si bayi meniru intonasi bahasa itu,” kata Adi Tagor.

6. Pusatkan Pada Kata-kata Tunggal
Setelah si bayi makin besar, mulailah memberi tekanan pada kata-kata tunggal. Misal, “Sekarang Mama akan mengganti popok Adit,” sambil Anda mengangkat dan menunjukkan popok kepadanya, “Popok, ini popok Adit.” Atau saat Anda berkata, “Sekarang Mama mau membuat jus melon untuk Adit,” lalu angkat melon itu dan tunjukkan, “Melon. Ini buah melon.”

Tetaplah berbicara dengan bahasa sederhana, jelas, dan lambat. Beri tekanan pada kata-kata yang sering dipakai dalam hidup bayi sehari-hari. Selalu berhenti sebentar sebelum Anda mengatakan kata selanjutnya, agar bayi punya banyak waktu untuk mengendapkan kata-kata Anda.

7. Gunakan Buku & Mainan
Bayi usia di atas 3 bulan sudah bisa diajak “membaca”. Gunakan buku cerita bergambar, ia pasti akan tertarik. Tunjukkan gambar-gambar itu sambil dijelaskan. Lalu tanyakan, “Mana bola?”, misalnya. Kelak ia akan mampu menunjukkan gambarnya.

Bisa pula dengan menggunakan mainan. Kebanyakan bayi sejak umur 6 bulan suka melihat wajahnya di depan cermin, lalu ia akan mengeluarkan suara-suara dari mulutnya. Beri ia mainan cermin kecil yang pinggirannya terbuat dari plastik. Tapi hati-hati, jangan biarkan ia bermain cermin sendirian.

Jika usianya sudah mencapai 12 bulan, Anda dapat memberinya telepon-teleponan atau boneka yang bisa bicara. Ini akan mendorongnya untuk bercakap-cakap.

8. Kalimat Perintah
Penting bagi bayi untuk belajar mengikuti perintah sederhana. Misalnya, “Cium Mama,” atau “Lambaikan tangan,” atau “Tolong berikan boneka itu pada Mama,” dan sebagainya. Tentu ia tak akan segera melakukan perintah Anda. Dengan pengulangan sambil memberi contoh, lama-lama ia akan melakukannya. Tapi kalau ia sudah “mahir”, sebaiknya Anda jangan tergoda untuk memperlakukan ia bak “ikan lumba-lumba” yang sudah dilatih dan meminta ia untuk melakukan “pertunjukan” mutakhirnya setiap kali ada pengunjung.


Sumber : http://alia97.wordpress.com/2010/11/15/mengajak-bicara-bayi/

Pendidikan Dalam Kandungan

Pada dasarnya pendidikan dalam kandungan berarti mendidik ibu yang sedang mengandung bayinya yang secara garis lurus akan tertuju pada bayi yang sedang di kandung. Berikut ini beberapa point pendidikan dalam kandungan yang dapat dijalani semua ibu yang sedang mengandung maupun yang belum. diantaranya:

1. Berpikir positif dan berperang melawan emosi diri sendiri, berusaha menjaga keharmonisan dengan pasangan dan berusaha menghindari konflik dengan pasangan, dengan demikian Insya Allah akan melahirkan bayi-bayi yang kuat. Sebaliknya bila ibu berpikir negatif dan tidak berusaha menghindari konflik, maka akan lahir bayi-bayi yang lemah dan akan berpengaruh pada emosi kejiwaan mereka.

2. Stimulasi kandungan dengan elusan dan tepukan halus, bisa dilakukan ketika si janin mulai menendang perut ibu, balaslah dengan tepukan halus dimana ia menendang. hal ini akan mengajarkan kepadanya bahwa setiap tindakannya akan mendapat respon dari ibunya.

3. Selalu mengajak bayi ibu berbicara, semakin ibu komunikatif, semakin cepat bayi belajar untuk mengerti setiap kata yang ibu sampaikan, karena di dalam perut ibu, indera pendengaran bayi sudah mulai berfungsi.

4. Perbanyak ibadah, ini merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita, apalagi bila ibu sedang mengandung, ada kehidupan lain di dalam perut ibu, hanya Allah yang mampu memberikan itu semua, perbanyaklah ibadah, sering-seringlah mengaji, baik untuk ketenangan bayi yang ada dalam kandungan ibu atau untuk ketenangan ibunya sendiri. Alunan suara ibu yang sedang mengaji, akan membuat bayi tenang juga menstimulasi otak dan pendengarannya.

5. Ibu yang sedang mengandung,dianjurkan mengkonsumsi makanan yang halal, bergizi, berprotein tinggi,dianjurkan pula untuk menghindari makanan yang haram, makanan junk food(makanan sampah), makanan instant, minuman berkafein seperti kopi, danjuga rokok (baik aktif maupun pasif) Cobalah bicarakan dengan pasangan ibu yang perokok, katakan bahwa ini semua demi bayi yang akan lahir agar menjadi anak yang sehat, karena semua orang tua mendambakan bayi yang lahir sehat dan sempurna

6. Mencari pasangan yang tepat, bagi perempuan yang belum menikah, bukan berarti tidak memikirkan hal ini (pendidikan dalam kandungan), karena mencari pasangan yang tepat untuk hidup anda kelak, merupakan tolak ukur dalam pendidikan terhadap anak anda nantinya, pasangan yang tepat akan sangat membantu anda dalam melakukan proses pendidikan sejak anda mengandung buah hati tercinta.

Pendidikan dalam kandungan dapat juga dikatatakan pendidikan pra-lahir, “sebelum dilahirkan”, adalah suatu hal yang biasa terjadi bahwa dalam perkembangan janin banyak sel otak yang mati, stimulasi pra-lahir memberi otak suatu kesempatan untuk memanfaatkan sel-selnya sebelum kelahiran, artinya memberi bayi kapasitas otak total yang lebih besar dan suatu langkah maju yang nyata dalam kehidupan.

Stimulasi pra-lahir dapat mempengaruhi pertumbuhan mental bayi yang akan dilahirkan. Berikut hal-hal yang di dapat oleh bayi yang mendapatkan stimulasi pra-lahir:

1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada usia sekitar 5 bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga usia 2 tahun ketika stimulasi otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan mental bayi.

2. Stimulasi pra-lahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar setelah ia dilahirkan.

3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi juga mempelajari lingkungan setelah mereka dilahirkan.

4. Para orangtua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pra-lahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia.

Bayi-bayi yang selama dalam kandungan selalu mendapat perhatian, selalu diajak berbicara, biasanya lebih penuh perhatian (terutama terhadap suara ibu atau orang tua mereka) dan lebih termotivasi untuk belajar. Proses belajar pada bayi apalagi janin memang tidak sama dengan belajar, seperti halnya belajar formal, tapi belajar yang dialami janin merupakan proses belajar dari yang sesungguhnya, yang terkadang terlupakan atau tak terberikan. Semoga semua ibu sadar bahwa proses pembelajaran bagi seorang manusia adalah saat ia berada dalam kandungan.


Sumber : http://alia97.wordpress.com/2010/11/15/pendidikan-dalam-kandungan/

Sabtu, 06 Oktober 2012

9 Cara Membuat Otak Anak Menjadi Pintar,cerdas,Jenius

Cara Membuat Otak Anak Menjadi Pintar | Cara Membuat Otak Anak Menjadi cerdas | Cara Membuat Otak Anak Menjadi Jenius.

Setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya cerdik, pandai dan arif melebihi anak lain. Para pakar menyatakan, sekalipun kearifan seorang anak sangat erat hubungannya dengan genetika bawaan, namun banyak sekali penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pembinaan setelah lahir juga merupakan faktor sangat penting yang tidak boleh diabaikan.

Merangsang Pertumbuhan dengan Pendidikan dalam Kandungan
Para dokter menyatakan, bayi dalam kandungan usia tiga bulan sudah mempunyai perasaan, empat bulan sudah mampu merasakan suara dari luar. Suara dari luar ini akan terus merangsang organ indera anak dalam kandungan dan mendorong pertumbuhannya, mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan intelegensi. Pada dasarnya cerebral cortex (bagian otak yang penting untuk mengingat, memperhatikan, menyadari, berpikir, mengerti bahasa dan lain sebagainya) bayi dalam kandungan sudah terbentuk pada usia 5 – 6 bulan, bila pada masa ini diperdengarkan musik ataupun dilakukan pemijatan lembut pada bagian perut akan dapat meningkatkan pertumbuhan intelegensi sang anak.

Fondasi Perkembangan Intelegensi Ditentukan pada Masa Anak-Anak
Sejak bayi dilahirkan, ayah-bunda sudah mempunyai peran penting untuk mengajarkan pengetahuan dasar kepadanya. Kalau saja ayah bunda pada tahap ini dapat membimbing sang anak dengan murah hati, hormat dan penuh kasih sayang, maka bukan saja dapat meletakkan dasar kepribadian yang unik bagi sang anak, bahkan dapat membuat anak memiliki kemampuan belajar dan sikap bergaul yang baik. Dengan demikian, peran ayah bunda bukan hanya membesarkan, bahkan juga memikul tanggung jawab besar sebagai “guru pribadi”.

Para pakar menyatakan, “Anak-anak pada rentang usia 4 sampai dengan 13 tahun, karena belum banyak mengecap asam garam dunia, hatinya masih murni, merupakan masa dengan daya ingat yang paling kuat selama hidupnya. Jika pada masa keemasan ingatan ini memperoleh pendidikan yang baik, akan sangat bermanfaat bagi sepanjang hidupnya.

9 Rahasia Membuat Anak menjadi Pandai/Jenius
Penulis rubrik khusus pendidikan, Korey Capozza, menyarankan sembilan cara untuk membina dan meningkatkan IQ (intelligence quotient ) anak.

1. Belajar Musik
Ini merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran otak kanan dengan santai dan mudah. Menurut hasil penelitian Universitas Toronto, pelajaran musik dapat meningkatkan intelligence quotient dan prestasi sekolah seorang anak. Bahkan semakin lama dipelajari, hasilnya semakin jelas.

2. Beri minum Air Susu Ibu
Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa air susu ibu (ASI) selain menyediakan berbagai macam zat gizi, juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan intelegensi bayi. Seorang bayi yang mengonsumsi ASI selama sembilan bulan secara nyata lebih pandai dari pada seorang bayi yang hanya mengonsumsi ASI selama satu bulan.

3. Tingkatkan kesehatan
Tim peneliti dari University of Illinois telah membuktikan hubungan antara kesehatan dan pelajaran anak di sekolah. Penelitian dari Oppenheimer Funds malah menunjukkan bahwa olah raga berkelompok bukan saja meningkatkan rasa percaya diri, membangun spirit kebersamaan, bahkan dapat memupuk kecakapan memimpin. Delapan puluh satu persen dari para direktris perusahaan pada saat masih kecil, semuanya pernah bergabung dalam suatu kegiatan organisasi.

4. Permainan
Memang ada banyak games yang bisa membuat pemainnya menjadi brutal, nyentrik ataupun malas berpikir. Namun juga ada sejumlah games yang dapat meningkatkan spirit bersosial, kreativitas dan inspirasi, bahkan ada yang dapat melatih anak untuk berpikir dengan bijaksana serta melatih kemampuan membuat rencana. Penelitian di University of Rochester juga menemukan bahwa anak kecil yang bermain games lebih berkemampuan dalam menemukan petunjuk rasa visual dalam belajar.

5. Menolak junk food
Kurangi mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi, berpantang berbagai makanan berlemak tinggi dan junk food yang lain. Sebaliknya, banyaklah mengonsumsi makanan sehat bergizi tinggi, ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi dan motorik anak, terutama bagi bayi yang belum genap dua tahun, hal ini sangat penting. Misalnya, seorang anak harus mengonsumsi sejumlah zat besi untuk membantu pertumbuhan otak. Kalau kurang jumlahnya, penghantaran impuls syaraf akan melemah.

6. Memupuk rasa ingin tahu
Para pakar mengungkap, ketika orang tua mendorong anak untuk mempunyai pemikiran sendiri, sesungguhnya adalah sedang meng-arahkan mereka pada pentingnya menuntut pengetahuan. Menaruh perhatian yang besar terhadap minat anak, mengenalkan dan mengajarkan ketrampilan baru kepada mereka pada setiap ada kesempatan mendidik di luar rumah, semua ini merupakan cara yang baik sekali guna memupuk dambaan anak untuk menuntut pengetahuan.

7. Membaca
Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mengabaikan pentingnya membaca. Membaca merupakan cara meningkatkan intelligence quotient seseorang yang paling langsung dan efektif. Membacakan cerita untuk anak, menjadi anggota perpustakaan dan menambah koleksi buku bacaan semuanya merupakan cara yang baik untuk memupuk minat membaca seorang anak.

8. Makan pagi
Pepatah yang mengatakan burung yang bangun pagi akan mendapatkan makanan bukanlah tanpa dasar. Jauh sejak 1970, penelitian ilmiah menemukan seorang anak yang sarapan pada pagi hari memiliki ingatan yang lebih baik, lebih mampu berkonsentrasi dan juga mampu belajar lebih cepat. Dari pada sama sekali tidak makan pagi, makanlah sepotong kue atau minum segelas susu, hal ini akan sangat membantu dalam belajar.

9. Bermain permainan pengasah otak
Bermain catur, teka-teki silang atau permainan lain dapat merangsang intelegensi. Games Sudoku malah dapat memupuk cara berpikir yang bijaksana dan memupuk kemampuan memecahkan masalah.

Selain hal-hal di atas, pada saat seorang anak masih sangat muda harus sering diajak bercengkrama, mintalah anak mengingat perbendaharaan kata yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari ataupun mintalah anak menghafal, semua ini merupakan jurus piawai untuk membantu anak memupuk intelligence quotient.
Para pakar menyatakan, “Matikan tv, mintalah anak keluar rumah, mendekatkan diri dengan alam dan mengolah tubuh, merupakan salah satu metode terbaik untuk melatih anak menjadi pandai cekatan dan bertubuh sehat

Itulah 9 Cara Membuat Otak Anak Menjadi Pintar,cerdas,Jenius,
Semoga Menghibur dan Bermanfaat. 


Sumber : www.armhando.com .